Di Era Milenial, Masyarakat Butuh Guru Yang Hebat

Bruder Dr Gregorius Bambang Nugroho FIC saat menyampaikan materi pada seminar nasional yang diadakan SMK Pangudi Luhur Klaten, Kamis (15/8/2019).

WartaKita.org – Tantangan dunia pendidikan dewasa ini dirasa semakin berat dan komplek. Karena itu, masyarakat membutuhkan guru yang hebat.

Pernyataan ini disampaikan Pimpinan Yayasan Pangudi Luhur Pusat Bruder Dr Gregorius Bambang Nugroho FIC pada seminar nasional yang diadakan SMK Pangudi Luhur (PL) Leonardo Klaten, Kamis (15/8/2019).

Bacaan Lainnya

“Tantangan dunia pendidikan kita dewasa ini ialah menyiapkan para siswa siswi kita untuk siap dan berani menghadapi tantangan hidup di masa depan yang sangat berbeda dengan dunia yang kita hadapi sekarang. Mengapa? Karena tidak ada yang tahu apa yang akan dihadapi para siswa di tahun mendatang. Juga tidak ada yang tahu seperti apa bentuk perkembangan dunia, serta pekerjaan dan karir apa yang akan menjadi trend ke depan,” katanya.

Dalam seminar yang mengusung tema “Mendidik anak siap menghadapi tantangan zaman di era milenial” ini  Bruder Bambang Nugroho menjelaskan, tantangan global yang dihadapi sekarang ini yaitu pertama, berlangsungnya revolusi digital. Kedua, perubahan peradaban masyarakat. Dan ketiga, semakin tegasnya fenomena abad kreatif.

“Maka di masa sekarang dan di masa mendatang dibutuhkan guru yang hebat. Karena itu, jadilah guru yang selalu ditunggu. Guru yang kedatangannya selalu dirindu. Dan guru yang ilmunya diserbu (oleh anak didik). Jangan kembangkan semangat tidur. Guru harus semangat dan kreatif,” ujarnya.

Dosen yang mengajar di sejumlah perguruan tinggi itu menyampaikan, zaman milenial ditandai dengan satu, perubahan yang cepat dan terus-menerus. Dua, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi digitalisasi sumber-sumber informasi. Tiga, akses informasi tanpa batas. Empat, relasi pergaulan di dunia maya. Lima, mobilitas yang tinggi akibat terjangkaunya sarana transportasi. Enam, layanan kebutuhan yang serba cepat dan instan. Dan tujuh, kualitas dan gaya hidup “customer”.

“Karena itu, keberadaan guru, terutama guru BK (Bimbingan dan Konseling) sangat diperlukan dalam mendampingi anak didik. Guru BK harus bisa jadi “ibu” (layaknya dalam sebuah keluarga). Guru harus solutif, atau bisa menyelesaikan masalah. Sebab salah satu tugas guru adalah mengembangkan otak untuk produktif,” terangnya.

Bruder kelahiran Wonogiri ini menyatakan, masyarakat perlu mewaspadai dampak negatif dari era disrupsi teknologi revolusi industri. Yaitu pertama, kemudahan dan kedangkalan hidup. Kedua, mentalitas instan. Ketiga, orientasi pada hasil yang cepat. Keempat, kurang tekun mengikuti proses. Kelima, cepat berubah mengikuti tren gaya hidup global. Dan keenam, positif terhadap nilai-nilai yang merusak.

“Maka, teknologi dan kebebasan tanpa edukasi adalah kehancuran. Untuk itu, anak-anak perlu pendampingan pendidikan dalam membangun karakter. Jadi, bukan soal melarang anak didik untuk menggunakan alat tertentu (HP misalnya),” paparnya.

Bruder Bambang menambahkan, ada sejumlah tuntutan hidup yang harus dipenuhi seseorang di masa depan. Diantaranya satu, harus kreatif, mandiri, dan problem solver. Dua, kecakapan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Tiga, kecakapan mendayagunakan atau mengolah informasi untuk memecahkan masalah dan mengolah pengalaman sebagai sumber belajar. Empat, kemampuan menjalin relasi atau kerjasama yang bermakna. Lima, kematangan emosional dan integritas kepribadian. Dan enam, keutamaan hidup lainnya.

“Tetapi apapun tuntutannya, yang namanya perilaku tertib, disiplin, jujur, dan berkarakter itu akan dibutuhkan dimana-mana. Intinya, bagaimana menjadi manusia Indonesia yang bermartabat,” pesannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *