Belajar Dari Simeon Dan Hana, Lansia Wilayah Gayamharjo, Dalem Diajak Untuk Selalu 3S

Para peserta, panitia, dan narasumber Rekoleksi Lansia Wilayah Gayamharjo berfoto bersama di Gereja Marganingsih Gayamharjo pada Minggu (8/10/2023).

WartaKita.org – Para adi yuswa atau lanjut usia (lansia) biasanya akan merasakan 3S, yaitu sepuh, sepi, dan sepah dalam hidupnya.

Mereka akan merasa sepuh, karena memang ia sudah berusia tua, atau telah berumur 60 tahun ke atas. Mereka juga merasa sepi atau kesepian, karena anak-anaknya sudah bekerja di tempat lain atau sudah menikah. Bahkan, ada yang sudah ditinggal oleh pasangan hidupnya. Selain itu, mereka juga kadang merasakan sepah, atau hidupnya sudah tidak berguna lagi.

Bacaan Lainnya

Pernyataan ini disampaikan Rama Bernardus Agus Rukmono, OMI pada Rekoleksi Lansia Wilayah Gayamharjo, Paroki Santa Maria Diangkat Ke Surga Dalem di Gereja Marganingsih Gayamharjo pada Minggu (8/10/2023).

Rekoleksi Lansia yang diadakan Paguyuban Ibu-Ibu Santa Anna Gayamharjo ini mengusung tema “Para adiyuswa mangrasul kanthi gesang sumendhe ing Gusti lan sembahyang kagem pasamuan suci sawegung”.

“Untuk melawan 3S (sepuh, sepi, dan sepah) itu, maka para lansia juga harus selalu 3S, yaitu sehat, semangat, dan sukacita. Untuk bisa sehat, para lansia harus mengatur atau menjaga pola makan dan pola hidupnya. Lansia juga harus tetap semangat. Selain itu, lansia juga harus terus suka cita. Apapun yang terjadi, harus dibuat senang. Dengan demikian, para lansia bisa hidup sumendhe kepada Tuhan, dan dapat berdoa untuk gereja dan sesama,” kata rama.

Rama Bernardus Agus Rukmono, OMI saat menyampaikan materi pada acara Rekoleksi Lansia Wilayah Gayamharjo di Gereja Marganingsih Gayamharjo pada Minggu (8/10/2023).

Rektor Seminari Tinggi OMI ini menyatakan, para lansia bisa belajar atau meneladan Simeon dan Hana. Selama hidup, mereka selalu menanti-nantikan kehadiran Sang Mesias yang dijanjikan itu. Simeon adalah seorang yang hidupnya benar dan saleh. Roh Kudus menyatakan kepadanya bahwa dia akan terus hidup sebelum melihat Sang Juru Selamat. Sementara Hana, adalah seorang nabi perempuan. Usianya sudah sangat lanjut, yaitu 84 tahun.

“Bapak, ibu bisa belajar atau meneladan Simeon dan Hana. Sepanjang hari, mereka berada di Bait Allah untuk berdoa. Karena berdoa itu juga mangrasul. Para lansia bisa mendoakan para rama, suster, bruder, keluarga, tetangga, dan lain-lain,” ujar rama.

Sedang Suster Emillia FSGM dalam sesi bentuk konkret keterlibatan para lansia di Paroki Dalem mengemukakan, usia tua itu berkah. Maka, keberadaan orangtua juga bisa menjadi berkah bagi gereja.

“Di Keuskupan Palembang, ada Kelompok OTB, atau Kelompok Orang Tua Bahagia. Di Keuskupan Agung Jakarta, ada Kelompok Neli atau nenek lincah, dan ada pula Kelompok Keli atau kakek lincah. Nah, di Paroki Dalem ini, saya yakin, para lansianya juga bisa terlibat dan berperan dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. Kuncinya, lansia harus melakukan 5B, yaitu berdoa, berpengharapan, bersyukur, bergembira, dan berbuat baik,” papar suster.

Suster Emillia FSGM saat menyampaikan materi pada acara Rekoleksi Lansia Wilayah Gayamharjo di Gereja Marganingsih Gayamharjo pada Minggu (8/10/2023).

Sementara itu Pastor Paroki Santa Maria Diangkat Ke Surga Dalem, Rama Vincentius Bondan Prima Kumbara, Pr menyambut baik kegiatan rekoleksi lansia Wilayah Gayamharjo ini.

“Biasanya, penyakitnya lansia itu 3B, yaitu blawur, budeg, dan beseran. Maka, kita kadang bingung, para lansia ini mau diberi kegiatan apa? Karena itu, saya menyambut baik kegiatan rekoleksi lansia ini. Ini artinya, para lansia mendapatkan perhatian dari gereja. Ini bentuk cinta dari Tuhan kepada para lansia,” ungkap rama.

Pastor Paroki Santa Maria Diangkat Ke Surga Dalem, Rama Vincentius Bondan Prima Kumbara, Pr menyambut baik kegiatan rekoleksi lansia Wilayah Gayamharjo ini.

Pada kesempatan itu, Rama Bondan berpesan kepada para lansia untuk satu, terlibat dalam kegiatan. Seperti mengikuti perayaan Ekaristi di gereja. Sebab, umat beriman harus berdaya. Para lansia bisa mendokan agar karya pelayanan yang dilakukan para rama, suster, bruder, dewan paroki dapat berlangsung baik.

Dua, lansia jangan merasa sendirian. Maka kalau ada permasalahan-permasalahan, harap dibicarakan dengan pengurus lingkungan atau dewan paroki. Dan tiga, lansia perlu mengajari rasa terima kasih kepada anak dan cucunya.

“Ada 3 “kata sakti” yang perlu dibiasakan ke anak dan cucu, yaitu terima kasih, minta maaf, dan minta tolong. Anak-anak dan cucu-cucu perlu diajari untuk berterima kasih karena pemberian Tuhan dan sesama. Anak-anak dan cucu-cucu perlu diajari berkurban. Termasuk mempersembahkan anak-anak dan cucu-cucu kita untuk menanggapi panggilan sebagai imam, suster, dan bruder,” pesan rama.

Acara rekoleksi lansia Wilayah Gayamharjo ini berlangsung mengesan. Ada sekitar 200 lansia dari Wilayah Gayamharjo dan undangan dari Paroki Dalem yang mengikuti acara rekoleksi ini.

Rekoleksi dibuka dengan Lagu Sakjeke aku ndherek Gusti. Usai penyampaian materi dari narasumber, dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi. Acara diakhiri dengan foto bareng dan makan bersama.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Wow…bagus sekali acara rekoleksinya semakin menguatkan ,menyemangati ,memperhatikan bagi umat yg sudah lansia dalam hidup beriman khususnya di paroki Dalem .Berkah Dalem????