Peringati Haul Kyai Imam Rozi Dan KH Abdul Mui’d, Jamaah Diajak Berdoa Untuk Keselamatan Bangsa Dari Pandemi Covid-19

Seorang jamaah sedang berziarah di makam Kyai Imam Rozi (Singo Manjat) di Dukuh Tempursari, Rabu (15/9/2021) malam.

WartaKita.org – Keluarga besar (bani) Kyai Imam Rozi (Singo Manjat) dan KH Abdul Mu’id menggelar haul ke 176 Kyai Imam Rozi dan haul ke 80 KH Abdul Mu’id tahun 2021M/1443H di Dukuh Tempursari, Desa Tempursari, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Rabu (15/9/2021) malam.

Salah satu bani KH Abdul Mu’id, Muhammad Subhan (Gus Kim) menyampaikan, haul ke 176 Kyai Imam Rozi dan haul ke 80 KH Abdul Mu’id tahun ini diisi dengan kegiatan semaan Alquran, ziarah makam, dan pengajian virtual pada Selasa (14/9/2021), serta puncak haul berupa dzikir tahlil pada Rabu (15/9/2021) malam.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan semaan Alquran dengan khataman Alquran 30 juz. Sedang dalam pengajian virtual menghadirkan penceramah KH Muhammad Thoha Alawy dari Pondok Pesantren At Thohiriyyah Purwokerto. Sementara itu yang membacakan manaqib atau sejarah hidup Kyai Imam Rozi dan KH Abdul Mu’id adalah KH Abdul Aziz dari Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Solo,” katanya.

Muhammad Subhan menyatakan, puncak acara haul ke 176 Kyai Imam Rozi dan haul ke 80 KH Abdul Mu’id ini diisi dengan dzikir tahlil yang diadakan di makam Dukuh Tempursari pada Rabu (15/9/2021) malam. Dzikir tahlil dipimpin oleh Habib Rifki bin Ahmad Al Jaelani dari Karangnongko.

“Dzikir tahlil diikuti oleh seratusan jamaah, dan kali ini dipusatkan di makam almarhum KH Muhammad Zahid. Puncak peringatan haul diadakan setiap tanggal 8 Safar. Karena saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19, maka acara haul diadakan secara sederhana,” ujarnya.

Para jamaah sedang berdzikir tahlil di makam almarhum KH Muhammad Zahid, Rabu (15/9/2021) malam.

Gus Kim menambahkan, dalam dzikir tahlil ini, jamaah juga diajak berdoa untuk keselamatan bangsa dan NKRI.

“Karena saat ini kita masih pandemi, maka kita berdoa, mohon kepada Allah SWT. Semoga pandemi virus corona ini segera sirna dari bumi nusantara dan dunia,” ucapnya.

Menurut Gus Kim, haul ke 176 Kyai Imam Rozi dan haul ke 80 KH Abdul Mu’id tahun ini dipenuhi berkah. Saat acara dzikir tahlil berlangsung, cuaca di langit sangat cerah. Padahal sebelumnya sempat turun hujan dan panitia tidak menyiapkan tenda.

Dalam manaqib atau sejarah hidup atau manaqib Kyai Imam Rozi (Singo Manjat) disebutkan, Kyai Imam Rozi merupakan putra dari Kyai Maryani Wiromenggolo dari Cawas, Klaten. Kyai Imam Rozi dilahirkan pada tahun 1795 Masehi.

Sedari muda, Kyai Imam Rozi sudah terkenal sebagai seorang ulama. Dia juga sudah dikenal oleh Paku Buwono VI dan Pangeran Diponegoro.

Pada saat terjadi perang Diponegoro, Kyai Imam Rozi baru berusia 30 tahun. Dia diangkat menjadi seorang utusan penghubung, yang bertugas menyampaikan pesan rahasia Pangeran Diponegoro kepada Paku Buwono VI.

Kyai Imam Rozi kemudian diangkat sebagai seorang panglima perang (manggala yudha) dengan gelar Singa Manjat. Atas jasanya, Kyai Imam Rozi diberikan sebuah tanah perdikan di daerah Tempursari.

Dari Kyai Imam Rozi inilah kemudian lahir sejumlah tokoh ulama di Soloraya, di antaranya KH Abdul Mu’id, seorang tokoh mursyid Syadziliyyah dan putranya KH Ma’ruf yang menjadi Ketua Barisan Kyai Jawa Tengah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *