Lestarikan Lingkungan Hidup, Paguyuban Gagak Emprit Sengonkerep Lepaskan 151 Burung Ke Alam Bebas

Warga Sengonkerep dan sejumlah tokoh saat melepas burung, Selasa (11/8/2020).

WartaKita.org – Paguyuban Gagak Emprit Kicau Mania Indonesia Dukuh Sengonkerep, Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY telah melepas sebanyak 151 ekor burung berbagai jenis dalam tiga kali pelepasan.

Pelepasan burung yang pertama dilakukan di depan Gua Maria Giriwening Sengonkerep pada Rabu (13/5/2020). Sebanyak 56 burung dilepas oleh keluarga. Burung yang dilepas ke alam bebas itu terdiri dari Jalak Kebo 2 pasang, Emprit Taji 20 pasang, Perkutut 6 ekor, Puter 1 pasang, dan Sirtu 2 pasang.

Bacaan Lainnya

Sedang pelepasan burung yang kedua dilakukan pada Sabtu (8/8/2020). Burung yang dilepas adalah 20 burung Perkutut.

Sementara pelepasan burung yang ketiga dilakukan pada Selasa (11/8/2020). Burung yang dilepas sekitar 75 ekor dari berbagai jenis.

Paguyuban Gagak Emprit ini sudah dikukuhkan dengan Akta Notaris pada tahun 2019 dan juga diakui oleh Kementerian Hukum dan HAM RI.

Paguyuban Gagak Emprit diketuai oleh Rama Petrus Ciptonugroho SCJ, seorang imam dari Lingkungan Santa Monica Sengonkerep, Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Kabupaten Klaten.

Rama Petrus Cipto Nugroho SCJ menyampaikan, pelepasan burung ini sebagai bentuk kepedulian dari Paguyuban Gagak Emprit. Tujuannya untuk turut serta melestarikan lingkungan hidup, secara khusus burung-burung yang terancam punah.

“Harapannya, melalui hoby (memelihara burung) ini kita bisa bersatu dan hidup guyub rukun. Melalui hobi, kita tetap peduli pada lingkungan,” kata rama.

Rama Cipto menjelaskan, burung yang dilepas ini adalah burung yang ditangkap orang untuk dijual.

“Burung itu lalu kami beli, dan kami lepas lagi. Karena burung yang pernah terkena jerat akan trauma dan sulit untuk dijerat lagi. Maka tingkat liarnya makin tinggi. Sehingga burung tersebut mudah kembali ke alam bebas dan sulit diburu oleh masyarakat,” ujar rama.

Pelepasan burung yang ketiga itu terasa agak “spesial”. Karena dihadiri Kapolsek Gedangsari AKP Solechan, Kepala Desa Sampang Suharman, Bhabinkamtibmas Desa Sampang Bripka Harri Nugroho, Pastor Paroki Wedi Rama Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi Pr dan Rama Emmanuel Maria Supranowo Pr, serta warga Dukuh Sengonkerep.

Terkait, Rama Emmanuel Maria Supranowo Pr menyambut baik pelepasan burung ke alam bebas itu.

“Ini sesuatu yang positif. Wujud kepedulian masyarakat terhadap keutuhan ciptaan dan pelestarian alam. Ini adalah salah satu jawaban atas Laudato Si-nya Paus Fransiskus. Karena itu, kami juga mengajak masyarakat agar peduli pada kelestarian lingkungan. Ini juga menjadi sarana untuk membangun relasi dengan aparat dan tokoh masyarakat setempat, dengan Kapolsek dan jajarannya, dengan Pak Kades, dan lainnya,” ucap rama.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Saya sebagai warga bangga kepada apararat dan seluruh komponen masyarakat di kecamatan Gedangsari, khususnya di pedukuhan sengon kerep, semoga ini sebagai titik awal untuk berkembang biaknya binatang, dan sebagai titik awal pelestarian lingkungan, semoga berkelanjutan,