OMK Paroki Gamping Adakan Seminar, Narasumber: Stop Bullying, Cerdaslah Bermedia Sosial, Tingkatkan Etika!

Pastor Paroki Gamping, Rama Yoseph Nugroho Tri Sumartono, Pr berfoto bersama ketiga narasumber Seminar Etika Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Minggu (28/8/2022). (Foto : KOMSOS Paroki Gamping).

WartaKita.org – Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santa Maria Assumpta Gamping, Kabupaten Sleman mengadakan Seminar Etika Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Minggu (28/8/2022).

Seminar yang diadakan dalam rangka merayakan Hari Jadi Paroki Gamping ini mengusung tema “Ingat Pesan Ibu : Srawung Asik, Jangan Toxic”.

Bacaan Lainnya

Panitia seminar menyampaikan, OMK turut mensyukuri pelindung Gereja Paroki Gamping yaitu Santa Maria Assumpta dengan ikut mencari solusi atasberbagai masalah yang ada di masyarakat. Terutama terkait pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat.

“Rasa syukur itu tak ingin dirasakan sendiri oleh OMK. Karena itu, OMK yang adalah bagian dari Gereja dan masyarakat, juga ingin hadir bagi orang lain,” katanya.

Sedang Pastor Paroki Gamping, Rama Yoseph Nugroho Tri Sumartono, Pr menjelaskan, seminar ini berangkat dari cerita dan pengalaman-pengalaman nyata yang dialami teman-teman OMK dalam bermedia sosial.

“Pengalaman-pengalamannya sebetulnya sederhana-sederhana saja. Tetapi kalau cuma itu yang dibahas, maka terlalu sempit. Maka diberi bingkai yang lebih luas yaitu soal etika. Etika itu menyangkut soal bagaimana kita bersikap terhadap media sosial. Sebenarnya lebih luas lagi teknologi informasi dan komunikasi. Nggak cuma media sosial saja, penipuan, cyber bullying, dan banyak sekali,” ujar rama.

Maka diundanglah tiga orang narasumber agar para peserta dapat menilik dari berbagai sudut pandang.

Mereka adalah Praktisi dari organisasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Elisabeth Sulistyowati, Ditreskrimsus Kepolisian Daerah (POLDA) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ipda Robertus W K, dan Dosen Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata, Cicilia Tanti Utami.

Seminar dimoderatori oleh Wakil Dewan Paroki Gamping, Caecilia Lupi Satesti.

Praktisi dari organisasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Elisabeth Sulistyowati memaparkan tentang pentingnya memahami literasi digital. Literasi digital ini tak sekadar pada penguasaan teknologi saja. Namun bagaimana menggunakan media digital dengan penuh tanggung jawab.

Para peserta diminta berhati-hati akan risiko terjadinya kebocoran data pribadi dan diingatkan untuk mencari tahu terlebih dulu link yang diterima di aplikasi percakapan. Pemaparannya ditutup dengan memberikan nomor chatbot WhatsApp dari MAFINDO yang dapat dihubungi untuk melakukan verifikasi informasi hoaks.

Sedang Ditreskrimsus Kepolisian Daerah (POLDA) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ipda Robertus W K menjelaskan tentang pentingnya membuat ruang online yang aman bagi perempuan dan anak-anak. Karena data menunjukkan, Indonesia menempati nomor 3 dalam hal kejahatan terhadap anak secara online, di mana jumlah korbannya didominasi oleh perempuan.

Ipda Robertus mengingatkan para peserta agar tidak asal masuk ke grup yang tidak dikenal. Karena ada sejumlah kasus ditemukan, seperti adanya grup game, namun yang dibagikan di dalamnya justru link-link pornografi.

Sementara itu Dosen Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata, Cicilia Tanti Utami dalam paparan membuka dengan kalimat “Ngeli Ning Ora Keli”.  Maksudnya adalah “Ikutilah arus perkembangan teknologi digital, namun jangan sampai terbawa arus.”

Seperti Robert, Tanti juga menjelaskan kejahatan yang mungkin terjadi dalam media online, dan penekanannya pada cyberbullying.

Oleh karena itu, Tanti mengingatkan para peserta untuk memiliki tanggung jawab dalam media online dengan menjaga mental dan logika berpikir serta etika. Hal itu dilakukan untuk mencegah bertambahnya korban-korban cyberbullying.

Seminar ini mendapat tanggapan yang baik dari para peserta.

Maria Gratia Sekar Ardana, OMK dari Lingkungan Santa Veronika Bantulan mengaku senang dan mendapat banyak pelajaran dari seminar ini.

“Seminar ini membuka wawasan kita lebih luas tentang teknologi, berbagai kejahatannya, dan cara mengatasinya. Pesan yang dapat diambil yaitu, sekarang ini zaman memang berkembang dan kita tidak bisa menolak. Kita memang perlu mengikuti perkembangan zaman ini, tetapi kita-lah yang bertanggung jawab atas diri kita. Maksudnya, kita harus bisa mengendalikan diri kita dalam menggunakan teknologi. Gunakanlah teknologi sebagai hal positif. Teknologi itu harus dikendalikan oleh kita, bukan teknologi yang mengendalikan kita,” ucapnya.

Terkait, Rama Yoseph Nugroho Tri Sumartono berharap agar melalui seminar ini OMK dapat terus merawat pasrawungan.

“Karena ini yang diundang tidak hanya OMK sendiri, maka pergaulan atau pasrawungan ini perlu dibiasakan. OMK itu bersyukur, dan syukurnya tidak membuat tumpeng dimakan sendiri, ibaratnya gitu. Tapi dibagi-bagikan kepada teman-temannya,” terang rama.

Rama Nugroho menyatakan, literasi itu seperti rasa syukur atas tumpeng ini. Maka harus dibagi-bagikan kepada teman-teman yang lain.

“Moga-moga relasinya juga nggak cuma berhenti sampai di sini. Nanti bisa mengundang karang taruna yang lain, teman-teman yang lain, sehingga bisa menjadi sebuah kekayaan bersama,” pesan rama.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *