WartaKita.org – Umat Hindu di Kabupaten Klaten melaksanakan upacara Tawur Agung pada Sabtu (13/3/2021) ini.
Karena masih dalam suasana pandemi covid-19, maka ritual menjelang pelaksanaan penyepian ini dilakukan secara sederhana dan terbatas di pura masing-masing.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesian (PHDI) Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Sumarwoto menyampaikan, untuk menyambut Hari Raya Nyepi, biasanya diadakan upacara Tawur Agung yang dipusatkan di Candi Prambanan.
“Namun karena masih pandemi covid-19, maka upacara Tawur Agung diadakan secara sederhana di pura masing-masing,” katanya.
Sumarwoto menjelaskan, sebenarnya di Candi Prambanan juga diadakan upacara Tawur Agung. Namun hanya diikuti sekitar 60 orang yang diwakili dari Yogyakarta. Sedang di Klaten juga diadakan semacam upacara Tawur Agung. Kalau di tingkat pura diberi nama Caru Eka Sata.
“Upacara Caru Eka Sata bertujuan untuk menetralirsir segala kotoran yang ada di dunia ini agar nantinya tidak ada gangguan dari unsur manapun saat melakukan penyepian. Dalam upacara tersebut juga diselipkan doa agar virus corona cepat berlalu. Tujuan dari pencaruan ini adalah untuk memayu hayuning bawono. Untuk menetralisir buana ini agar segala kotoran dan agar tidak ada gangguan,” paparnya.
Sementara itu salah seorang umat Hindu, Slamet mengaku sedih karena upacara Tawur Agung tahun ini hanya dilakukan secara sederhana. Padahal biasanya dihadiri ribuan umat dan dilakukan secara terpusat di Candi Prambanan. Dan yang membuat dirinya sedih dan mengeluarkan air mata karena anak-anaknya tidak bisa pulang.
“Untuk menyambut Nyepi, kami tidak ada persiapan khusus. Hanya menyiapkan hati. Rasanya sedih sekali. Karena biasanya anak-anak bisa pulang dan ngumpul-ngumpul. Tahun ini anak-anak nggak pulang,” ucap Slamet yang sesekali mengusap air matanya.
